Sabtu, 2 Februari 2013

Kisah Si Anak Kerang

    Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengaduh pada ibunya kerana sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembik.
"Anakku," kata sang ibu sambil bercucuran air mata, "Tuhan tidak memberikan pada kita bangsa kerang sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu.
Sakit sekali,ibu tahu anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam." 
"Kuatkan hatimu..Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat", kata ibunya dengan sendu dan lembut.
     Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit bukan alang kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa disedarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.
Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh,berkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna.Penderitaannya berubah menjadi mutiara..Air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun,lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan...


*MORAL VALUE: 
Jangan kita sangka derita kita akan berpanjangan..,kerana disebalik derita itu ada sinar kebahagiaan yang telah ditakdirkan Allah.... :)




Tiada ulasan :